PENGATURAN
DROP OUT DAN MUTASI PESERTA DIDIK
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATAKULIAH
ManajemenPesertaDidik
Yang dibinaolehIbu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd
Oleh
Ismakrufah 140131601360
NoerRizkiLailatulAzmi 140131601134
RidaAmiliaCristanty 140131601832
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
September
2015
KATA PENGANTAR
PujisyukurkehadiratTuhan
Yang MahaEsaatassegalalimpahanrahmatsertahidayah-Nyasehinggapenulisdapatmenyelesaikanpenyusunanmakalahinidengantepatwaktu.MakalahinidisusungunamemenuhitugasmatakuliahManajemenPesertaDidik.Adapunjudulmakalahiniadalah
“PengaturanDrop Out danMutasiPesertaDidik”.
Penyusunanmakalahinidapatterselesaikanatasbantuansertabimbingandariberbagaipihak.Makapadakesempatanini,
penulismenyampaikanterimakasihkepada:
1. Bu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd selaku dosen
pembimbing matakuliahManajemenPesertaDidik.
2. Rekan-rekankelompok
2, selakurekankerja yang telahmeluangkanwaktudanpikirannyauntukmenyelesaikanmakalahini.
3. Kedua
orang tuatercinta, yang telahmemberikandukunganbaiksecaramorilmaupunmateril.
SemogamakalahinibisabermanfaattidakhanyabagimahasiswaUniversitasNegeri
Malang, tetapijugabagisemuapihak di luarsivitasUniversitasNegeri
Malang.Penulismenyadaridalampembuatanmakalahinijauhdari kata sempurna.Olehkarenaitu,
penulismengharapkankritikdan saran yang bersifat
konstruktifdalampenyempurnaanmakalahselanjutnya.
Terimakasih.
Malang,9 September2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.............................................................................................. i
Daftar
Isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang................................................................................... 1
B. RumusanMasalah............................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. PengertianDrop Out.......................................................................... 3
B. Sebab-SebabDrop Out..................................................................... 3
C. TeknikPencegahanDrop Out.............................................................. 5
D. PengertianMutasi............................................................................... 6
E. Sebab-SebabMutasi.......................................................................... 7
F. Syarat-SyaratMutasi.......................................................................... 8
G. Cara
PelaksanaanMutasi.................................................................... 9
H. Macam-MacamMutasi....................................................................... 9
I.
TeknikPencegahandanPemecahanMutasi............................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 13
B. Saran
................................................................................................ 15
DaftarRujukan............................................................................................... 16
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Manajemenpesertadidiktermasuksalahsatubagiandarisubstansimanajemenpendidikanyang
bereksistensisangat fundamental.Dikatakandemikian,
olehkarenasentrallayananpendidikan di sekolahadapadapesertadidik, baik yang
berkenaandenganmanajemenpengajaran, saranadanprasarana, hubungansekolahdenganmasyarakat,
tenagakependidikan, keuangan,
danlayanankhususpendidikan.Manajemenpesertadidiktidakterlepasdariadanyaruanglingkupkajian
yang
menjadibidanggarapankepalasekolahdalammengelolapesertadidik.Ruanglingkupkajianinilah
yang akanmembawakeberhasilansekolahdalammencapaitujuanpendidikannya.
Pengaturanruanglingkupkajianmanajemenpesertadidikharusdikeloladenganbaik,
agar dapatmengembangkankemampuan,
bakatdanminatpesertadidik.Dengantercapainyahaltersebutdiharapkanpesertadidikdapatmencapaikebahagiaandankesejahteraanhidup,
terlebihtercapainyacita-citamereka.Selainitu,sekolahdapatmeningkatkanmutudankualitasnyasehinggamempermudahpencapaiantujuanpendidikannyasecaraefektifdanefisien.Namun,
pengaturanruanglingkupmanajemenpesertadidik yang harusditanganidenganbaikyaitupengaturandrop outdanmutasipesertadidik,disampingruanglingkupkajianmanajemenpesertadidiklainnya.
Hal inidikarenakanmutasidandrop outseringkalimembawamasalah
di duniapendidikan.
Berdasarkanpaparandiatasmengenaikasusdrop outdanmutasi yang menjadipermasalahandalamduniapendidikan,
makapenulisakanmengupaskajian-kajiankasusdrop
outdanmutasipesertadidik.Karenapenulisberasumsi,
jikatidaksegeraditindaklanjutikasusdrop
outdanmutasitersebut, makaakanberdampakpadaaktivitas-aktivitassekolah.
Dengandemikian, makalahinidisusununtukmengkajiPengaturanDrop outdanMutasiPesertaDidik
di Sekolah.
B.
RumusanMasalah
Berdasarkanuraianlatarbelakangmakalahdiatas,
penulismerumuskanbeberaparumusanmasalahuntukmengkajipengaturandrop outdanmutasipesertadidik, antara
lain:
1.
Apapengertiandrop out?
2.
Apasebab-sebabdrop out?
3.
Bagaimanateknikpencegahandrop out?
4.
Apapengertianmutasi?
5.
Apasebab-sebabmutasi?
6.
Bagaimanasyarat-syaratmutasi?
7.
Bagaimanacarapelaksanaanmutasi?
8.
Apamacam-macammutasi?
9.
Bagaimanateknikpencegahandanpemecahanmutasi?
C.
Tujuan
Penulismengkaji 9rumusanmasalahmengenaipengaturandrop outdanmutasipesertadidik.
Berikuttujuandaripenyusunanmakalahini, antara lain:
1.
Untukmengetahuipengertiandrop out.
2.
Untukmengetahuisebab-sebabdrop out.
3.
Untukmengetahuiteknikpencegahandrop out.
4.
Untukmengetahuipengertianmutasi.
5.
Untukmengetahuisebab-sebabmutasi.
6.
Untukmengetahuisyarat-syaratmutasi.
7.
Untukmengetahuicarapelaksanaanmutasi.
8.
Untukmengetahuimacam-macammutasi.
9.
Untukmengetahuiteknikpencegahandanpemecahanmutasi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PengertianDrop out
Drop
outadalahkeluardarisekolahsebelumwaktunya,
atausebelum lulus (Prihatin, 2011: 148). Drop
outdemikianiniperludicegahkarenamenyebabkanterjadinyapemborosanbiaya yang
sudahdikeluarkanuntuknya.Banyaknyapesertadidik yangdrop outmengindikasikanbahwarendahnyaproduktivitaspendidikan.Berdasarkanpengertiantersebut,
makadrop outadalahkeluarnyapesertadidikdarisuatusekolahsebelumwaktunya
(lulus) yang disebabkanolehhal-haltertentu.
Penanganandrop outtidakbisadilaksanakanolehsekolahsendiri,
melainkanharuslahterpadudanbersama-samadenganlingkungan lain.Sebab,
kalauhanyasatulembagasaja yang berusahamenekanangkadrop out, makatidakakandapatberhasilsebagaimana yang diharapkan.Dengandemikian,
perluadanyakerjasamadari tri pusatpendidikan.Keluarga yang
menjaditempatsebaik-baiknyamelakukanpendidikanharusikutmendukung
program-program lingkunganpendidikan,
terutamapendidikananaknya.Sedangkanmasyarakatdapatberperansebagaipengembanganaspekpembudayaanuntukpesertadidik
di sekolah.Selainitu, pemerintahjugaperlumengupayakan agar drop outinidapatditekan,
sepertidenganadanyakebijakanbaruterhadappesertadidik yang melakukandrop out, adanya program wajibbelajar 12
tahun, bahkanpemerintahmemberikanjaminankelayakanpekerjaanbagianak Indonesia
yang menempuhpendidikan. Sehinggafrekuensipesertadidik yang drop outdapatdiminimalkan.
B.
Sebab-SebabDrop out
Pesertadidik yang drop outtentumemilikisebab-sebab lain yang
menjadikannyamerekakeluarsekolahsebelumwaktunya
(lulus).Berikutsebab-sebabpesertadidikdrop
out, antara lain:
1.
Ketidakmampuan peserta
didik mengikuti pelajaran di sekolahnya
Ketidakmampuan ini mengakibatkan peserta
didik merasa berat untuk menyelesaikan pendidikan di sekolahnya.Oleh karena
itu, mereka ini perlu mendapatkan perlakuan khusus yang berbeda dengan peserta
didik lainnya.
2.
Peserta didik tidak
memiliki biaya untuk sekolah
Hal ini banyak terjadi di daerah-daerah
pedesaan dan kantong-kantong kemiskinan.Pada daerah tersebut sangat sulit untuk
menempuh pendidikan, karena untukkebutuhan sehari-hari saja peserta didik
bersama keluarga merasa tidak tercukupi. Padahal haruslah disadari bahwa
semakin tinggi tingkatan dan jenjang pendidikan yang akan ditempuh oleh peserta
didik, maka semakin banyak pula biaya pendidikan yang harus dikeluarkan.
3.
Peserta didik mengalami
sakit parah
Ini menyebabkan siswa tidak sekolah
sampai dengan batas waktu yang tidak dapat ditentukan. Lantaran sudah jauh
tertinggal dengan peserta didik yang lainnya maka kemudian ia lebih memilih
tidak bersekolah.
4.
Anak-anak terpaksa
bekerja
Pada negara-negara berkembang jumlah
pekerja anak sangat banyak.Tidak jarang, anak-anak ini juga bekerja pada sektor
formal yang terikat oleh waktu dan aturan.Waktu yang ditetapkan oleh perusahaan
tempat bekerja berbenturan dengan waktu sekolah. Oleh karena itu, lambat laun
ia tidak dapat sekolah lagi, karena harus bekerja.
5.
Anak-anak terpaksa membantu
orangtua di ladang
Di daerah agraris dan kantong-kantong
kemiskinan, putra laki-laki dipandang sebagai pembantu terpenting ayahnya untuk
bekerja di ladang.Untuk membantu di ladang, dibutuhkan waktu yang relatif
banyak sehingga seringkali menjadikan anak-anak tidak bisa mengikuti pelajaran
di sekolah, yang pada akhirnya peserta didik memilih untukdrop out.
6.
Peserta didik di drop out oleh sekolah
Hal ini terjadi karena peserta didik memang
sudah tidak mungkin dapat di didik lagi.Hal itu bisa disebabkan karena peserta
didik melakukan pelanggaran terhadap peraturan-peraturan sekolah, atau
kemampuan belajarnya yang rendah, atau dapat juga karena yang bersangkutan
memang tidak mau belajar.
7.
Peserta didik itu sendiri
yang ingin drop out dan tidak mau
sekolah
Pada peserta didik demikian memang tidak
dapat dipaksa untuk bersekolah, termasuk oleh orangtuanya sendiri, karena sudah
tidak ada lagi motivasi dan minat untuk bersekolah.
8.
Peserta didik terjerat kasus
pidana dengan kekuatan hukum yang sudah pasti
Pidana yang dialami oleh peserta didik
untuk beberapa tahun bisa menjadikan yang bersangkutan akandrop out dari sekolah.
9.
Sekolah sudah dianggap
tidak menarik bagi peserta didik
Peserta didik memandang bahwa sekolahnya
sudah tidak menarik lagi baginya, baik yang menyangkut segi pembelajarannya,
layanan sekolah, lingkungannya, maupun fasilitas sekolah.Sehingga mereka
memilih lebih baik tidak bersekolah.
C.
Teknik
Pencegahan Drop out
Dalam pencegahan berbagai kasus drop out terlebih dahulu perlu
memperhatikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya drop out. Karena teknik pencegahan drop out tergantung konteks penyebab peserta didik melakukan drop out. Berikut beberapa teknik
pencegahan drop out peserta didik di
sekolah, antara lain:
1.
Teknik pencegahan drop out karena faktor internal
Pertama, jika peserta didik drop out karena ketidakmampuan peserta
didik mengikuti pelajaran di sekolah, maka teknik pencegahannya yaitu sekolah
dapat memberikan bimbingan belajar secara intensif, dan membentuk kelompok
belajar di kelas.
Kedua, jika peserta didik drop out karena mengalami sakit, maka
sekolah dapat memberikan toleransi perpanjangan waktu belajar bagi yang
bersangkutan. Andaipun jika peserta didik tersebut di vonis sakit parah dan memerlukan
waktu lama penyembuhannya, maka pihak sekolah dapat memberikan surat pernyataan
cuti dari sekolah, tanpa men-drop out
yang bersangkutan.
Ketiga, jika peserta didik drop out karena memang ingin di drop out dari sekolahnya, maka sekolah
terpaksa melepaskannya dengan membantunya memberikan alternatif pilihan sekolah
yang diinginkan oleh peserta didik.
Keempat, jika peserta didik drop out karena terjerat kasus pidana
hukum, maka sekolah harus mengeluarkannya, agar tidak memberikan dampak bagi
peserta didik yang lain, bahkan bagi sekolahnya.
2.
Teknik pencegahan drop out karena faktor eksternal
Pertama, jika peserta didik drop out karena ketidakmampuan
pembiayaan biayasekolah, maka teknik pencegahannya yaitu sekolah memberikan
beasiswa, mencarikan orangtua asuh, dan memberikan bantuan kepada peserta didik
di sekolah.
Kedua, jika peserta didik drop out karena harus terpaksa bekerja
yang dituntut oleh orangtuanya, maka pemerintah harus mensosialisasikan program
wajib belajar kepada orangtua mereka, terutama di daerah-daerah
terpencil.Selain itu perlu adanya kerjasama dari lembaga pendidikan dan
pemerintah dalam membangun sekolah di daerah terpencil.
Ketiga, jika peserta didik drop out karena sekolah yang
bersangkutan tidak menarik lagi, maka sekolah harus memperbaiki kondisi
sekolah, dengan meningkatkan mutu dan layanan sekolah, baik yang berkenaan
dengan cara pengajarannya, fasilitas sekolah, lingkungan sekolah, bahkan
kenyamanan dan keamanan sekolah.
D.
Pengertian
Mutasi
Mutasi
adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang satu ke kelas yang lainyang
sejajar, dan atau perpindahan peserta didik dari sekolah satu ke sekolah lain
yang sejajar (Imron, 2012:152).Mutasi ini dapat dilakukan oleh peserta didik,
karena mereka berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan yang
dibutuhkan dan diminatinya.Meskipun demikian, untuk melakukan mutasi mereka
harus memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan oleh
sekolahyang menerimanya.Penentuan persyaratan sangat penting karena untuk
menghindari ajang penumpukan yang hanya pada sekolah-sekolah tertentu saja.
Berdasarkan
uraian tersebut, maka mutasi adalah perpindahan peserta didik dari kelas yang
satu ke kelas lain yang sejajar, dan atau dari sekolah yang satu ke sekolah
yang lain, baik dalam satu provinsi atau antar provinsi yang dilaksanakan atas
dasar persetujuan kepala sekolah asal dan kepala sekolah yang disetujui serta
dilaporkan kepada kepala Dinas Pendidikan/ kepala Departemen Agama.Mutasi ini
harus segera ditangani dengan baik di dunia pendidikan. Sebab kalau tidak
ditangani seringkali membawa keruwetan yang berlarut-larut, yang pada akhirnya
akan mengganggu aktivitas-aktivitas sekolah secara keseluruhan.
E.
Sebab-Sebab
Mutasi
Terdapat
banyak halpenyebab peserta didik melakukan mutasi, baik yang bersumber dari
peserta didik itu sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, bahkan
lingkungan teman sebaya. Berikut sebab-sebab terjadinya peserta didik mutasi,
antara lain:
1.
Penyebab mutasi berasal
dari peserta didik sendiri, yaitu:
a. Peserta
didik tidak mampu mengikuti pelajaran di sekolahnya
b. Tidak
suka dengan sekolah tersebut, atau tidak merasa cocok
c. Peserta
didik malas belajar dan sekolah
d. Bosan
dengan sekolahnya
2.
Penyebab mutasi berasal
dari lingkungan keluarga, yaitu:
a. Peserta
didik mengikuti orangtuanya pindah kerja atau yang sedang tugas belajar ke luar
kota, pulau, bahkan ke luar negeri
b. Peserta
didik dititipkan oleh orangtuanya di tempat nenek atau kakeknya, karena
ditinggal tugas belajar ke luar negeri
c. Orangtua
meminta anaknya untuk pindah sekolah
d. Orangtua
merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan di sekolah tersebut
3.
Penyebab mutasi berasal
dari lingkungan sekolah, yaitu:
a. Peserta
didik merasa lingkungan sekolahnya tidak menarik
b. Fasilitas
sekolah yang tidak menarik
c. Guru
sering tidak masuk
d. Kebijakan-kebijakan
sekolah yang dirasakan peserta didik sangat berat
e. Jarak
sekolah yang sulit dijangkau oleh peserta didik
f.
Sekolah dibubarkan
g. Sekolah
dianggap tidak bermutu yang diidentifikasikan dengan rendahnya angka kelulusan
setiap tahun
4.
Penyebab mutasi berasal
dari lingkungan teman sebaya, yaitu:
a. Terjadinya
pertengkaran antar peserta didik
b. Diancam
oleh teman
c. Tidak
cocok dengan teman
d. Usia
peserta didik lebih tua dibandingkan teman sebayanya
e. Peserta
didik merasa rendah diri
5.
Penyebab mutasi berasal
dari hal-hal lain, yaitu:
a. Sekolah
yang bersangkutan sering dilanda bencana alam, seperti banjir, gunung meletus,
bahkan gempa
b. Terjadi
peperangan sehingga tidak memungkinkan adanya aktivitas mengajar
c. Sekolah
tersebut tiba-tiba ambruk karena sudah terlalu tua
F.
Syarat-Syarat
Mutasi
Berikut syarat-syarat peserta didik dapat
melakukan mutasi, antara lain:
1.
Siswa tidak mempunyai
masalah dengan pihak sekolah
2.
Mempunyai nilai yang
memuaskan atau dinyatakan naik kelas
3.
Apabila nilainya jelek,
maka siswa tersebut tetap bersekolah di tempat yang lama
4.
Perpindahan siswa harus
mendapat persetujuan tertulis dari institusi pengirim
Sedangkan syarat bagi institusi penerima
peserta didik yang mutasi, antara lain:
1.
Daya tampung kelas yang
ditetapkan memungkinkan
2.
Tersedianya anggaran
dalam institusi tersebut dan memenuhi ketentuan yang berlaku
G.
Cara
Pelaksanaan Mutasi
Berikut cara-cara pelaksanaan mutasi,
yaitu:
1.
Jika siswa merupakan
anak dari PNS/ TNI/ POLRI yang dimutasikan harus menunjukkan surat keterangan
pindah tugas dari orangtua siswa tersebut.
2.
Jika siswa yang bukan
anak dari PNS/ TNI/ POLRI harus melengkapi foto kopi KTP orangtua atau surat
keterangan pindah dari lurah setempat yang menyatakan bahwa yang bersangkutan
telah berdomisili di wilayah yang baru.
3.
Jika perpindahan
peserta didik dari sekolah diluar negeri harus dilampiri hasil penilaian
kesetaraan yang ditetapkan oleh Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
4.
Jika perpindahan
peserta didik dari luar lingkungan Dinas Pendidikan yang tidak dibina oleh
pemerintah Indonesia ke sekolah dalam lingkungan pembinaan Dirjen Manjemen
Pendidikan Dasar dan Menengah maka dapat dilakukan dengan tes penempatan oleh
sekolah yang bersangkutan, setelah mendapatkan rekomendasi dari Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
5.
Perpindahan peserta
didik dengan mempertimbangkan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian
program lintas satuan dan jalur pendidikan.
6.
Jika perpindahan kelas
I dengan alasan mengikuti perpindahan tugas orangtua , maka pelaksanaannya
setelah semester I.
H.
Macam-Macam
Mutasi
Ada 2 macam mutasi, yaitu mutasi intern
dan mutasi ekstern.Berikut
uraiannya:
1.
Mutasi intern
Mutasi intern adalah mutasi yang
dilakukan oleh peserta didik dalam data sekolah.Umumnya, peserta didik demikian
hanyalah pindah kelas yang tingkatannya sejajar. Mutasi intern ini dilakukan
oleh peserta didik yang sama jurusannya, atau yang berbeda jurusannya tetapi
dalam lingkup satu sekolah.
Sebagai contoh, di suatu Sekolah Menengah
Atas (SMA) ada tiga tingkatan kelas yaitu kelas X, XI, dan XII.Pada kelas XI
dibagi lagi menjadi tingkat XI A dan XI B. Tingkat XI A sendiri ada beberapa
program yakni A1, A2, A3, dan A4.Jumlah A1 ada 3 kelas, yaitu A1A, A1B, dan
A1C. Jika peserta didik mutasi dari satu tempat ke tempat lain dalam satu tingkatan
di wilayah sekolah ini disebut mutasi intern. Katakanlah, bahwa siswa
tersebutsebelumnya berada di program A1A ke A1B atau ke A1C.
2.
Mutasi ekstern
Mutasi ekstern adalah perpindahan
peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain dalam satu jenis, dan satu
tingkatan. Meskipun ada juga peserta didik yang pindah ke sekolah lain dengan
jenis sekolah yang berlainan. Pada sekolah-sekolah negeri, hal demikian menjadi
persoalan, karena mempersulit pendataan siswa di Dinas Pendidikan atau Departemen Agama. Namun
tidak demikian pada sekolah swasta, terutama yang kekurangan peserta didik,
karena sekolah swasta pengolahan data siswanya tidak dibina oleh Dinas
Pendidikan atau Departemen Agama, akan tetapi dikelola oleh perseorangan.
Sebagai contoh, seorang peserta didik
telah memasuki ajaran baru sekolah yaitu semester gasal di kelas VIII SMP.
Namun, karena orang tuanya
bertransmigrasi ke luar pulau, maka ia terpaksa pindah sekolah, yaitu ke SMP di
luar pulau tersebut. Maka peserta didik tersebut tetap kelas VIII akan tetapi
di tempat sekolah yang baru.
I.
Teknik
Pencegahan dan PemecahanMutasi
Berikut beberapa teknik atau alternatif
pencegahan dan pemecahan terjadinya mutasi peserta didik, antara lain:
1.
Jika sumber penyebab
mutasi berasal dari diri peserta didik sendiri
Langkah preventif yang
harus dilakukan adalah memberikan semacam jaminan kepada peserta didik untuk
dapat menyelesaikan studi di sekolah tersebut sehingga peserta didik nantinya
akan mempunyai prospek yang bagus. Ini perlu dikemukakan, agar mereka yakin
benar dengan kualitas sekolah yang dimasukinya. Dengan demikian, ia tidak ragu
lagi dengan sekolah tersebut.
Peserta didik juga
perlu mendapatkan bimbingan yang baik di sekolah, agar dapat menyesuaikan diri
dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Dengan demikian, ia tidak
ketinggalan dengan teman-temannya yang lain, sehingga ia tidak memiliki alasan
untuk pindah ke sekolah lain.
Disamping itu, peserta didik perlu
mendapatkan bimbingan merencanakan belajarnya, dan diupayakan konsisten dengan
rencana yang dibuat.Kemalasan dalam mempelajari bab-bab awal, bisa beruntun
sampai bab-bab akhir. Oleh karena itu, dorongan dan motivasi yang terus menerus
dari sekolah, akan membantu peserta didik untuk giat belajar dan merasa senang
belajar di sekolah tersebut.
2.
Jika sumber penyebab
mutasi tersebut berasal dari sekolah
Usaha alternatifnya yaitu memperbaiki
kondisi sekolah secara keseluruhan, seperti sarana dan prasarana sekolah, fisik
sekolah, peningkatan disiplin guru dan tenaga kependidikan, proses dan metode
belajar pembelajaran yang dibuat sevariatif mungkin, dan peningkatan layanan-layanan
yang ada di sekolah. Sehingga hal ini dapat memuaskan peserta didiknya dan
meningkatkan mutu sekolah.
3.
Jika sumber penyebab
mutasi peserta didik berasal dari lingkungan keluarga Upaya alternatifnya yaitu
menjalin dan meningkatkan kerja sama antara sekolah dan keluarga. Jangan
sampai, hanya karena persoalan sepele saja kemudian anak tidak sekolah atau
mutasi ke sekolah lain. Perlu ada komunikasi yang intens antara sekolah dan
keluarga sehingga keduanya tidak mengalami miscomunication.
4.
Adapun jika peserta
didik karena alasan tertentu, yang dapat diterima akan mutasi maka
hendaknya mereka diberi keterangan
sesuai dengan apa adanya.
Karena mutasi ke sekolah
lainini adalah hak peserta didik sendiri. Berilah pihak sekolah lain keterangan,
bahwa yang bersangkutan memang pernah bersekolah di sekolah tersebut, dan
kemukakan alasan-alasan mengapa yang bersangkutan mutasi. Sedangkan keterangan-keterangan
yang lazim diberikan berkaitan dengan peserta didik yang mutas, seperti
identitas anak, asal sekolah, prestasi akademik di sekolah, kelakuan dan
kerajinan, serta alasan-alasan yang bersangkutan mutasi.Dengan demikian,
sekolah yang dituju oleh peserta didik tersebut mendapatkan gambaran yang
sebenarnya mengenai anak tersebut.
Sebelum peserta didik
tersebut mutasi, berilah saran-saran kepada yang bersangkutan, seperti:
§
Apakah kualitas sekolah
yang akan dimasuki sudah diteliti benar?
§
Apakah peserta didik
cocok dengan lingkungan sekolahnya yang baru?
§
Apakah yang
bersangkutan sudah megecek dan mengkonfirmasikan kepada kepala sekolahnya bahwa
ia akan diterima?
§
Apakah masih tersedia
fasilitas bagi dirinya jikaia mutasi ke sekolah tersebut?
§
Apakah yang
bersangkutan tidak rugi kalau harus mutasi?
Pertanyaan demikian
patut dikemukakan kepada peserta didik yang akan mutasi agar dia tidak kecewa
di kemudian hari. Pertanyaan demikian sekaligus mencegah kepada yang
bersangkutan, agar tidak ditolak disekolah barunya, sementara dari sekolah
lamanya sudah terlanjur secara formal dinyatakan mutasi.
Sekolah yang akan
menerima peserta didik yang akan mutasi, hendaknya juga meneliti lebih lanjut
terhadap mereka, sebelum menyatakan menerima. Jangan sampai, sekolah yang
sebelumnya sudah tertib dan baik, bisa berubah kacau hanya karena ada seorang
murid yang baru mutasi dari sekolah lain. Untuk itulah, sekolah harus
menelitimengenai identitas peserta didik, kelakuan/kerajinan, prestasi
akademiknya, jurusan atau program asalnya, dan alasan-alasan mutasi.
Diterima atau tidaknya
peserta didik harus didasarkan atas ketersediaan fasilitas dan kesejajaran
sekolah tersebut. Ini sangat penting karena tidak mungkin sekolah dapat
menerima peserta didik tanpa fasilitas, dan menerima peserta didik yang
kemampuannya tidak sejajar dengan teman-teman yang ada di sekolah tersebut,
sebab kalau ini terjadi akan memberatkan peserta didik itu sendiri bahkan
berdampak pada kualitas sekolah yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Drop
outadalahkeluarnyapesertadidikdarisuatusekolahsebelumwaktunya
(lulus) yang disebabkanolehhal-haltertentu.
2.
Sebab-sebabdrop out, antara lain:
a. Ketidakmampuanpesertadidikmengikutipelajaran
di sekolahnya
b. Pesertadidiktidakmemilikibiayauntuksekolah
c. Pesertadidikmengalamisakitparah
d. Anak-anakterpaksabekerja
e. Pesertadidik
di drop outolehsekolah
f.
Pesertadidikitusendiri
yang ingindrop outdantidakmausekolah
g. Pesertadidikterjeratkasuspidanadengankekuatanhukum
yang sudahpasti
3.
Teknikpencegahandrop outkarenafaktor internal:
a. Jikapesertadidikdrop outkarenaketidakmampuanpesertadidikmengikutipelajaran
di sekolah, makasekolahdapatmemberikanbimbinganbelajar.
b. Jikapesertadidikdrop outkarenamengalamisakit,
makasekolahdapatmemberikantoleransiperpanjanganwaktubelajarbagi yang
bersangkutan.
c. Jikapesertadidikdrop outkarenamemangingin di drop outdarisekolahnya,
makasekolahterpaksamelepaskannyadenganmembantunyamemberikanalternatifpilihansekolah
yang diinginkanolehpesertadidik.
d. Jikapesertadidikdrop outkarenaterjeratkasuspidanahukum,
makasekolahharusmengeluarkannya
4.
Teknikpencegahandrop outkarenafaktoreksternal:
a. Jikapesertadidikdrop outkarenaketidakmampuanpembiayaanbiayasekolah,
makateknikpencegahannyayaitusekolahmemberikanbeasiswa.
b. Jikapesertadidikdrop outkarenaharusterpaksabekerja yang
dituntutolehorangtuanya, makapemerintahharusmensosialisasikan program
wajibbelajarkepadaorangtuamereka,
danmelakukankerjasamadarilembagapendidikandanpemerintahdalammembangunsekolah di
daerahterpencil.
b. Jikapesertadidikdrop outkarenasekolah yang
bersangkutantidakmenariklagi, makasekolahharusmemperbaikikondisisekolah.
5.
Mutasiadalahperpindahanpesertadidikdarikelas
yang satukekelas lain yang sejajar, danataudarisekolah yang satukesekolah yang
lain.
6.
Sebab-sebabmutasi,
antara lain:
a. Penyebabmutasiberasaldaripesertadidiksendiri,
yaitu:
1) Pesertadidiktidakmampumengikutipelajaran
di sekolahnya
2) Tidaksukadengansekolahtersebut,
atautidakmerasacocok
b. Penyebabmutasiberasaldarilingkungankeluarga,
yaitu:
1) Pesertadidikmengikutiorangtuanyapindahkerjaatau
yang sedangtugasbelajarkeluarkota, pulau, bahkankeluarnegeri
2) Orangtuamemintaanaknyauntukpindahsekolah
3) Orangtuamerasakeberatandenganbiaya
yang harusdikeluarkan di sekolahtersebut
c. Penyebabmutasiberasaldarilingkungansekolah,
yaitu:
1) Pesertadidikmerasalingkungansekolahnyatidakmenarik
2) Fasilitassekolah
yang tidakmenarik
3) Jaraksekolah
yang sulitdijangkauolehpesertadidik
d. Penyebabmutasiberasaldarilingkungantemansebaya,
yaitu:
1) Terjadinyapertengkaranantarpesertadidik
2) Diancamolehteman
3) Tidakcocokdenganteman
e. Penyebabmutasiberasaldarihal-hal
lain, yaitu:
1) Sekolah
yang bersangkutanseringdilandabencanaalam
2) Sekolahtersebuttiba-tibaambrukkarenasudahterlalutua
7.
Macam-macammutasi,
adalah:
a. Mutasi
intern, adalahmutasi yang dilakukanolehpesertadidikdalam data sekolah.
b. Mutasiekstern,
adalahperpindahanpesertadidikdarisatusekolahkesekolah lain dalamsatujenis,
dansatutingkatan.
8.
Teknikpencegahandanpemecahanmutasi,
yaitu:
a. Jikasumberpenyebabmutasiberasaldaridiripesertadidiksendiri:
1) Memberikansemacamjaminankepadapesertadidikuntukdapatmenyelesaikanstudi
di sekolahtersebut
2) Pesertadidikjugaperlumendapatkanbimbingan
yang baik di sekolah
b. Jikasumberpenyebabmutasitersebutberasaldarisekolah,
makamemperbaikikondisisekolahsecarakeseluruhan.
c. Jikasumberpenyebabmutasipesertadidikberasaldarilingkungankeluarga,
makamenjalindanmeningkatkankerjasamaantarasekolahdankeluarga.
B.
Saran
1.
Bagikepalasekolah
a. Meningkatkanpelaksanaanmanajemenpesertadidik,
terutamadalampengaturandrop outdanmutasipesertadidik.
b. Memberikankebijakantertentukepadapesertadidik
yang melakukandrop outdanmutasi.
c. Meningkatkanpelayanandankondisisekolah
agar meminimalkanfrekuensidrop outdanmutasipesertadidik.
2.
Bagipesertadidik
a. Menumbuhkankekonsistensianbelajar
di sekolah yang sudahdipilih.
b. Meningkatkankedisiplinanterhadapperaturan-peraturansekolah.
c. Meningkatkankemampuanakademikdannonakademik
di sekolah.
DAFTAR
RUJUKAN
Imron,
Ali. 1995. ManajemenPesertaDidik di
Sekolah. Malang: DepartemenPendidikandanKebudayaan IKIP Malang.
Imron,
Ali. 2012. ManajemenPesertaDidikBerbasisSekolah.
Jakarta: PT BumiAksara.
Imron,
A., Maisyaroh&Burhanuddin. 2003. ManajemenPendidikan:
AnalisisSubstantifdanAplikasinyadalamInstitusiPendidikan. Malang:
UniversitasNegeri Malang.
Gusti,
Dewi. 2007. KompetensiPedagogik,
(online), (http://dewigusti.blogspot.com/2007/10/kompetensi-pedagogik.html), diakses 6 September 2015.
Prihatin, Eka. 2012. ManajemenPesertaDidik. Bandung: Alfabeta.
0 komentar:
Posting Komentar